Minggu, 04 Desember 2011

I will die if i'm not kissing chapter 2


I will die if im not kissing 
Naruto emang punyanya Masashi Kishimoto,
sampai lebaran monyet pun Naruto ga bakal punyaku. 
Genre: Romance. 
Rate: T+ 
Pair: Sasuke Uchiha x Sakura Haruno. 
Inspirated Fic: I will die if im not kissing by__(lupa nama pengarangnya '___') 
Warning: AU, Typo(s), Ooc. 
Chapter 2 

Tap...tap...tap.... Seorang gadis bermahkota pink, berjalan dengan anggunnya di sepanjang koridor sekolah. Dia tampak ceria hari ini, karena lelaki yang disukainya mengajaknya kencan ke taman hiburan besok pagi jam 10 pagi, mungpung besok hari Sabtu sekolah mereka libur, makanya dia selalu memperlihatkan senyum manisnya di hadapan semua orang. 
Greek.... Gadis pink itu menggeser pintu ruang kelas 1-2, dapat dilihat suasana kelas itu sangat ramai dan gaduh, dikarenakan guru-gurunya pada rapat, jadi semua siswa yang ada di Konoha Gakuen tidak ada yang belajar kecuali orang-orang rajin. Sakura berjalan menuju bangkunya, dia langsung menghempaskan pantatnya di kursi. 
"Hufft....emm besok aku pakai baju apa ya kencan... ?" tanya Sakura pada dirinya sendiri, Sakura asyik memikirkan baju apa yang ia pakai besok, saking asyiknya dia tidak melihat teman-temannya masuk ke dalam kelas dan sudah duduk di samping dan di depan Sakura.Tenten dan Ino mengerutkan kedua alis mereka melihat Sakura senyum-senyum gaje, kemudian saling pandang, lalu melihat Sakura lagi, dan.... 
"Sakuraaaa" teriak Ino dan Tenten tepan di depan wajah Sakura. 
"Eh...hah? Ada apa?" tanya Sakura panik. 
"Dasar, dari tadi kami perhatikan kamu melamun sambil senyum-senyum kayak orang gila" kata Tenten.
"Iya...hehehe, aku lagi senang" kata Sakura yang masih memamerkan senyumnya.
Se...senang kar..na apa, Saku-chan?" tanya gadis berambut indigo pada Sakura. 
"Gaara-kun, mengajakku kencan besok pagi. Senangnya." Wajah Sakura memerah. 
"Jadi gara-gara otouto-ku kau jadi gitu. Dasar." ejek Temari yang tepat duduk di samping Sakura. 
"Oh karena itu, mudah-mudahan kencanmu sukses besok." kata Tenten. 
Drrt..drrt.. Hp pliip Sakura bergetar menandakan ada e-mail Masuk. Sakura membuka hpnya dan melihat e-mail yang baru masuk. 
To:Saku-chan 
From:Sasori-nii "BAKA" 
'Saku-chan, aku pengen ngomong berdua di belakang sekolah.' . Setelah membaca e-mail dari Sasori, Sakura menutup hp pliipnya dan bergegas keluar kelas. 
*** 
Sakura sudah sampai di belakang sekolah, tetapi orang yang meminta ketemuan belum datang. 
"Huuhh, yang minta ketemu dia, eh yang telat Saso-nii sendiri." Sakura ngedumel sendiri sambil menghentak-hentakkan kakinya ke tanah. 5 menit menunggu akhirnya seseorang datang menghampiri Sakura dengan nafas terengah-engah, tangannya mencengkram baju bagian dada erat. Sakura yang melihat siapa yang datang syok seketika, bukan Sasori, melainkan preman sekolah a.k.a. Sasuke. 
"Cium a..hosh..hosh aku." suruh Sasuke to the point yang sekarang hanya berjarak beberapa senti dari Sakura. Sakura bengong dan malah memandang Sasuke lekat-lekat. Sasuke yang melihat Sakura bengong menggeram kesal. 
"Si...al.." geram Sasuke. Greepp.... Cup... Sasuke menarik Sakura dan langsung mencium gadis pink di depannya dengan ganas. Sakura yang kaget, berusaha melepaskan diri dari pelukan dan ciuman Sasuke. 
"Emmppp" Sakura hanya bisa pasrah menerima ciuman Sasuke, Sakura sekarang tau ini pasti efek dari kutukan Sasori yang sudah berefek pada tubuh Sasuke makanya dia membiarkan pemuda chiken butt itu menciumnya. Setelah 3menit mereka ciuman, Sasuke melepas ciumannya. Nafas Sasuke sudah kembali normal, tapi sekarang nafas Sakura yang tersegal-segal bukan karena kutukan, melainkan gara-gara ciuman maut Sasuke. 
"Ini semua gara-gara Sasori baka" ucap Sasuke. 
"Apa kamu sudah tau tentang kutukan itu?" tanya Sakura hati-hati. 
"Hemm, tadi Sasori yang memberitahuku" jawab Sasuke stay cool. 
Flashback on 
Sasuke dan Sasori sekarang berada di atap sekolah hanya berdua. 
"Apa yang mau kau bicarakan?" tanya Sasuke tanpa basa-basi. 
"Sebenarnya kam...kamu aku kutuk.!" jawab Sasori. 
"Hah? Jaman sekarang masih ada kutuk mengutuk? Dasar bodoh." ejek Sasuke pada Sasori. 
"Terserah padamu mau percaya atau tidak, pada waktu tertentu kamu akan sesak nafas tiba-tiba dan obatnya adalah adik kandungku, Sakura Haruno." 
"Yang rambut gulali itu adikmu?" 
"Ya. Aku sudah memberi tahumu, mau percaya tau tidak. Kalau kau tiba-tiba sesak nafas temuilah adikku karena nyawamu ada di tangannya.". Setelah mengatakan itu, Sasori hendak melangkah pergi, tapi baru selangkah dia berjalan, Sasuke memanggil namanya dengan nafas berat. 
"Sasori,,kau pikir aku percaya? Tidak akan." teriak Sasuke. Sasori mengangkat kedua bahunya dan berlalu pergi dari atap. 
** 
Sasuke dan sahabat-sahabatnya sekarang sedang ada di dalam kelas, ada yang main PSP, ada yang tidur, main catur sedangkan Sasuke, asyik mendengarkan music dari Ai-phonenya. Tiba-tiba Sasuke merasa kalau nafasnya semakin memberat, lama kelamaan ia sesak nafas. 
"Hosh...hosh...sial, masa ini efek kutukan Sasori, cih tidak mungkin." gumam Sasuke. Naruto yang ada di samping Sasuke mengalihkan pandangannya dari PSP memandang pemuda raven di sebelahnya. Melihat Sasuke terengah-engah, Naruto menepuk bahu Sasuke. 
"Teme, kau kenapa? Nafasmu kok tidak beraturan? Kau sakit Teme?" tanya Naruto mulai cemas, karena nafas Sasuke memburu dengan cepat. 
"Hosh...hosh... Ck...ma...na Sa...sori sialan itu?" bukannya menjawab, Sasuke malah pergi meninggalkan Naruto yang kebingungan. Sasuke mencengkram bajunya di bagian dada. Dia mencari Sasori di sepanjang koridor sekolah, 5menit mencari akhirnya ia menemukan pemuda berwajah imut itu sedang bersama teman-temannya. Sasuke menarik kerah baju Sasori, yang membuat orang-orang menatap kearah mereka berdua. Teman-teman Sasori yang tadi ada di dekatnya menjauh. 
"Apa yang k....kau laku....kan hosh..hosh de...ngan tu..buhku?" tanya Sasuke geram. 
"Tadi kan aku sudah bilang, kamu ga percaya." jawab Sasori enteng sambil melepaskan cengkraman Sasuke di kerah bajunya dan itu berhasil. 
"Breng...sek kau,,hosh...hosh...sekarang ce..pat hubu..ngi adikmu, suruh dia dat..ang ke hosh..hosh be..lakang sekolah." suruh Sasori, mata Sasuke berubah menjadi tajam dan menyeramkan, membuat Sasori yang tadinya tidak takut, sekarang menjadi jera hanya karena ditatap seperti itu. 
"Ba..baik." kata Sasori gugup, dia mulai mengirim e-mail ke Sakura. 
"Su...sudah ku..su..ruh." ucap Sasori, walaupun Sasori itu pemberani tetapi dia juga memiliki rasa takut apalagi Sasuke marah tidak tanpa sebab. 
"Huh.." dengus Sasuke meninggalkan Sasori. 
End of Flashback 
"Jadi, kita harus saling berhubungan dan tidak boleh jauh-jauh. Apabila kau merasa sesak, telfon saja aku, dan aku juga akan menghubungimu jika sewaktu-waktu aku sesak" kata Sasuke. 
"Ta...tapi aku tidak tau no phonsel senpai" ucap Sakura gugup, ia masih takut dengan Sasuke karena predikat Sasuke sebagai preman sekolah. 
"Huuh, merepotkan. Kemarikan phonselmu." suruh Sasuke seraya mengulurkan tangannya ke Sakura. Sakura mengambil hp pliipnya kemudian menyerahkannya pada Sasuke. Tangan putih pucat milik pemuda raven itu dengan lincah menekan-nekan tombol hp.
"Ini, aku sudah masukkan alamat e-mail dan nomer hpku. Aku pergi." Sasuke pergi meninggalkan Sakura di belakang sekolah. 
"Ternyata Uchiha-senpai tidak seperti yang kubayangkan dia baik." ucap Sakura diiringi senyum manisnya. 
** 
Malam harinya, Sakura sedang membaca comik di kamarnya. Tiba-tiba phonselnya berdering, Sakura melihat layar phonselnya, siapa ya menelfon, ternyata itu Sasuke. 
'Sasuke-senpai calling' 
"Ada apa ya Sasuke-senpai menghubungiku? Angkat gak ya?" tanya Sakura pada dirinya sendiri. Lama Sakura berkutat dengan pikirannya, akhirnya ia menekan tombol answer. 
"Ha..." belum Sakura selesai bicara, Sasuke sudah keburu membentaknya 
"Lama banget angkat telfonnya." bentak Sasuke. 
"Go..gomen ne, Uchiha-senpai." ucap Sakura gugup. Walaupun Sasake hanya membentaknya lewat hp tapi Sakura tetap gugup. 
"Hn, besok apa kau akan pergi ke suatu tempat?" tanya Sasuke to the point pada Sakura. 
"Me...memangnya ke..kena..pa se..senpai?" tanya Sakura balik yang masih setia dengan gugupnya. 
"Kalau kau pergi, terus kutukannya bereaksi, aku tidak tau kau di mana, aku ga akan bisa menolongmu bodoh." kata Sasuke. 
Sakura pov. 
"Bagaimana ini, kalau aku bilang, akan kencan dengan Gaara-kun pasti dia akan mengacaukan kencanku. Tidak bisaa." batinku. 
"Emm, besok aku di rumah aja kok, gak pergi ke mana-mana" ujarku berbohong. Aku dengar dari seberang sana Uchiha-senpai menghela nafas. 
"Huufft,,,begitukah? Oh ya, panggil aku dengan nama kecilku, Sasuke." ucap Uchiha-senpai. 
"Hai..Uchi..eh Sasuke-senpai." ujarku. 
"Selamat malam." ucap Sasuke-senpai. Dia pun memutuskan sambungan telfonnya. 
Deg... 
Deg... 
Ada apa ini? Kenapa jantungku berdetak cepat, hanya karena mendapat ucapan selamat malam dari Sasuke-senpai, tidak mungkin aku menyukainya, karena aku menyukai Gaara-kun bukan dia. Daripada memikirkan ini mending akau tidur. Sakura pun menarik selimutnya hingga menutupi setengah badannya, ia memejamkan kedua matanya, beberapa menit kemudian ia terlelap di dalam tidurnya yang akan membawanya masuk ke dalam dunia mimpi. 
End Sakura pov. 
Di tempat lain-Uchiha Mansion tepatnya di kamar Uchiha bungsu- 
Sasuke pov. 
Aku masih bingung kenapa aku pingin sekali mendengar suara gadis itu dan selalu memikirkannya, maka dari itu tadi aku menelfonnya. Dan...apa-apaan aku tadi? Mengucapkan selamat malam pada seorang gadis, cih ini bukan gayaku. Ck mengesalkan. Aku tidak bisa tidur tenang, dari tadi yang ku kerjakan hanya bolak balik badan gelisah. Tidak mungkin aku jatuh cinta pada gadis pinky itu.. 
End Sasuke pov. 
*** 
Pagi ini, hari Sabtu sangat cerah, hari yang ditunggu-tunggu Sakura dari kemarin karena sekarangan ia akan kencan dengan Gaara, pujaan hatinya. Sakura memakai dress warna pink senada dengan warna rambutnya, yang dipadukan dengan jaket kecil yang juga berwarna pink, memakai high hills warna pink. Rambutnya ia gerai dan diisi jepit bunga sakura di pingggir. 
"Perfect." ucap Sakura setelah selesai mengolesi bibir pinknya dengan lip gloss rasa cerry. Sakura kemudian mengambil tas kecil dan menaruhnya di bahunya, lalu dia turun ke bawah. Tiin...tiin...bunyi klakson mobil terdengar, Sakura pun keluar dari rumahnya, di luar pagar rumah, sudah ada Gaara yang menyender di samping pintu mobil porche merah miliknya. Gaara mengangkat tangannya kemudian menghampiri Sakura yang sudah berada di samping mobil Gaara. 
“Kau cantik sekali hari ini." kata Gaara, wajahnya merona merah walaupun hanya sedikit, sedangkan Sakura wajahnya memerah seperti tomat. 
"Arigatou Gaara-kun, kau juga sangat tampan." kata Sakura.
"Sudah siap untuk jalan-jalan nona?" tanya Gaara dihiasi senyum tipisnya. Sakura yang melihat itu, wajahnya jadi tambah memerah. 
"Hai, Gaara-kun" jawab Sakura malu-malu. 
"Ayo kita berangkat sekarang." ajak Gaara, membukakan pintu penumpang kemudian Sakura masuk ke dalam mobil setelah mengucapkan 'Arigatou'. Setelah menutup pintu, Gaara berlari kecil menuju pintu kemudi, lalu ia masuk ke dalam mobil, kemudian ia menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Selama perjalan mereka mengobrol tentang kegiatan klub yang mereka ikuti yaitu klub memanah, di iringi juga dengan bercanda. Sekitar 30 menit mereka di perjalanan, akhirnya sampai di Konoha Land( taman hiburan di Konoha hanya karangan author belaka). Mereka pun turun dari mobil, Sakura yang baru memijakkan kakinya di tanah, langsung berlari menuju wahana permainan, Gaara yang melihatnya hanya bisa tersenyum dan mengikutinya dari belakang. Pertama mereka naik bianglala, setelah itu mencoba berbagai macam wahana yang ada di sana. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 13.00, perut Sakura sudah mulai lapar, cacing di perutnya pada demo minta diisi. 
"Sakura, apa kau lapar?" tanya Gaara yang berjalan di samping Sakura. 
"He-eh." jawab Sakura di sertai anggukan lemah. 
"Kalau begitu, kita ke cafe itu." Gaara menunjuk salah satu cafe yang bernama 'Cafe Ciel'. Mereka berjalan beriringan menuju cafe itu. Cling..cling..bunyi lonceng yang ada di atas pintu masuk cafe, mereka disambut pelayan yang dari tadi berdiri di samping pintu. Pelayan itu menghantarkan mereka ke salah satu meja yang kosong. 
"Silahkan, tuan dan nona memilih menunya." ucap pelayan wanita sambil menyodorkan daftar menu ke Gaara dan Sakura. 
"Aku pesan spagetti dan minumnya orange jus." kata Gaara pada si pelayan. 
"Baik tuan, kalau anda nona?" tanya pelayan pada Sakura yang masih rada bingung memilih pesanan. 
"Emm,,, aku pesan omelette rice special, minumnya jus strawberry." kata Sakura pada pelayan. 
"Mohon ditunggu tuan, nona pesanannya." ucap pelayan. Setelah itu pelayan itu pergi meninggalkan Sakura dan Gaara. 
15 menit kemudian pesanan mereka datang. 
"Ini tuan, nona makanan yang kalian pesan. Selamat menikmati." kata si pelayan setelah selesai menghidangkan makanan di meja yang Sakura dan Gaara tempati. 
"Arigatou." ucap Gaara dan Sakura bersamaan. 
Pelayan itu meninggalkan sepasang anak muda agar mereka dapat menikmati hidangan dari restourant. Sakura dan Gaara menikmati hidangan yang mereka pesan. 
"Makanannya enak, aku suka. Kapan-kapan kita ke sini lagi ya." kata Sakura sesudah mereka berada di luar cafe. 
"Iya, kapan-kapan kita ke sini lagi." sahut Gaara sambil mengelus rambut pink Sakura, sedangkan yang di elus menundukkan kepala saking malunya. 
"Sakura, aku mau mengambil mobil, kau tunggu saja di sini." kata Gaara. 
"Hai." Gaara meninggalkan Sakura di depan cafe.Selama menunggu Gaara mengambil mobil, Sakura memainkan hp pliipnya. Tiba-tiba Sakura merasakan nafasnya sesak, ia panik. Makin lama nafasnya makin terasa sesak. Gaara belum juga muncul. 
"Bagaimana ini, kutukan itu mulai lagi. Apa yang harus kulakukan?" batin Sakura, ia bersandar pada tembok cafe. 
Sakura pov 
Aku bersandar pada tembok cafe, nafasku tersegal-segal, yang bisa menolongku sekarang ini adalah Sasuke-senpai dengan ciumannya. Tapi mana mungkin Sasuke-senpai ada di sini, dia kan taunya aku di rumah. Kalau aku menelfon dia sekarang dan aku bilang di Konoha Land, dia pasti menghabisiku. Aku mengelap keringat yang menetes di keningku, orang-orang banyak yang melihat kearahku. Bahkan tadi ada yang bertanya padaku apakah aku baik-baik saja, dan aku menjawab baik-baik saja, betapa bodohnya aku ini, yang aku harapkan sekarang Sasuke-senpai. 
End Sakura pov 
Normal pov. 
"Sa..suke..sen..pai.,hosh...tolong aku." jerit Sakura dalam hati. Tiba-tiba ada yang menarik lengan Sakura dan cup... 
Sasuke pov 
Sekarang aku sedang di taman hiburan berkeliling mencari seorang gadis berambut pink, entah kenapa aku sangat menghawatirkannya. Tadi aku bertanya pada kakaknya apakah gadis itu ada, ternyata jawaban yang diberikan tidak sesuai pernyataan gadis itu kemarin. Kakaknya bilang kalau dia sedang kencan dengan seorang pria yang bernama Gaara, dia membohongiku. Berani sekali gadis itu berbohong padaku. Awas saja nanti kalau sudah ketemu, akan ku beri pelajaran.
Aku semakin khawatir, entah kenpa hatiku bilang kalau dia sedang dalam bahaya... Deg..deg., dan ternyata benar dia sedang sesak nafas terbukti dengan nafasnya yang terengah-engah, dahinya bercucuran keringat dan aku bisa tau itu karena dia tepat berada di depan cafe yang berjarak 1meter di tempat aku berdiri sekarang. Aku kemudian berlari menghampirinya kemudian kutarik lengannya dan kucium bibir ranum milik gadis pink ini. Mulanya ia tampak kaget dengan tindakanku tapi lama-lama ia menerima bibirku. Aku tersenyum dalam hati.End Sasuke pov 
Sasuke datang langsung mencium bibir Sakura, Sakura yang mulanya syok mulai menikmati ciuman yang diberikan oleh Sasuke. Setelah di rasanya mereka kehabisan oksigen, mereka melepaskan bibir yang sedari tadi bertautan. Bletak.. Sasuke menjitak kepala Sakura pelan. 
"Auuw.. Sakit." ringis Sakura. 
"Itu balasan karena kau berbohong padaku." kata Sasuke memasukkan kedua tangannya ke saku celananya. 
"Gomen nee, Senpai." ujar Sakura lirih. 
"Hn." Mereka diam untuk beberapa menit. 
"Ba..bagai..mana..sen..pai tau aku di..sini?" tanya Sakura gugup. 
"Sasori yang memberitahuku." jawab Sasuke. 
"Ariga..tou." ucap Sakura sambik membungkukkan badannya. 
"Hn, lain kali jangan kau ulangi, kalau kau ulangi, kau akan mati." 
"Ba..baik senpai."
"Aku pergi dulu." Sasuke pergi meninggalkan Sakura. Jantung Sakura berdetak cepat lagi, begitu pun Sasuke. Setelah kepergian Sasuke, Gaara akhirnya datang dengan mobil porsche merah, Sakura langsung naik dan mereka pergi dari cafe itu menuju rumah Sakura.
** 
Semenjak kejadian di cafe ciel, Sakura dan Sasuke mulai dekat, dan efek kutukan ciuman itu semakin hari semakin sering, dalam seminggu 5 kali mereka mengalami sesak nafas padahal dulu paling seminggu 2 kali. Tapi mereka berciuman mencari tempat yang sepi agar tidak ketahuan orang lain, seperti sekarang ini mereka berciuman panas di ruang musik yang sepi. 
"Emmmpp...hen..emmtikan..sen..emmppai." ucap Sakura di sela-sela ciumam panas mereka. Bukannya berhenti, pemuda bermata onyx itu menggigit bibir bawah Sakura, otomatis Sakura membuka mulutnya karena sakit dan itu tidak disia-siakan Sasuke, ia memasukkan lidahnya mengajak lidah Sakura bertarung. Sakura mulai membalas pagutan yang diberikan oleh Sasuke, mereka saling bermain lidah bertukar saliva hingga ada yang menetes di sudut bibir keduanya. Sebenarnya Sakura mulai merasakan ada benih-benih cinta yang tumbuh di hatinya begitu juga Sasuke, mereka berdua saling mencintai tetapi belum ada yang mau mengakui perasaannya. dan Sakura sekarang sadar sebenarnya ia menyukai dan mencintai Gaara hanya sebagai kakak tidak lebih. Teng..tong...bel istirahat berakhir, mereka akhirnya melepas pagutan memunculkan benang saliva yang masih terhubung. 
"Hosh...hosh..sen..pai keterlaluan" ujar Sakura terengah-engah, wajah memerah. 
"Tapi kau juga membalasnya kan." goda Sasuke disertai evil smirknya. Sakura hanya bisa mengembungkan pipinya. 
Sakura pov 
Ternyata aku memang menyukai Sasuke-senpai. Apakah dia menyukaiku juga? Atau aku hanya sebagai obat penawar kutukan? Memikirkan itu aku jadi sedih. Huufft. 
End Sakura pov. 
*** 
Normal pov 
Di kelas 1-2 sekarang pelajaran matematika, dan yang mengajar adalah Anko-sensei yang terkenal sebagai guru killer, suasana di kelas sangat sepi bagaikan di kuburan. Sakura sibuk mencatat semua rumus-rumus yang ditulis di papan oleh Anko-sensei, walaupun Sakura pintar tetapi dia sangat lemah dalam pelajaran menghitung, selalu mendapat nilai di bawah 60. Ting..tong..bel pulang berbunyi, pelajaran Anko pun selesai. 
"Sayounara." ucap Anko berlalu pergi meninggalkan kelas 1-2. Setelah Anko pergi, Ino, Temari, Tenten, Hinata dan Sakura berkumpul di meja Sakura. Kemudian bersama-sama keluar dari kelas. 
"Huufft, aku bosan." keluh Sakura pada teman-temannya. 
"Aku juga." timbrug Tenten. 
"Emm aku punya ide, bagaimana kalau kita sekarang pergi ke mall buat ngilangin bosan kita?" usul Ino. 
"Boleh juga." kata Temari. Sesampainya di parkiran, mereka langsung menuju mobil jaguar milik Temari. Ternyata di samping mobil Temari ada mobil tunangannya beserta orangnya siapa lagi kalau bukan pemuda malas yang hobi tidur-Shikamaru, bukan hanya Shikamaru yang ada di sana, Sasuke, Naruto, Sai dan Neji juga ada. Mereka bisa berkumpul karena mereka memang bersahabat sejak kecil. Merekalah biang onar di Konoha Gakuen, walaupun mereka nakal tetapi sangat pintar dan memiliki prestasi yang membanggakan untuk sekolah bahkan mereka terkenal di sekolah-sekolah lain, bukan hanya karena kepintaran,kenakalan tapi juga karena ketampanan mereka, yang sudah memiliki banyak fans. 
"Kalian mau ke mana?" tanya Temari begitu Shikamaru ada di depannya. 
"Mau ke Mall Konoha, makan." jawab Shikamaru. 
Kami juga mau ke sana. Bagaimana kalau kita bareng?" 
"Terserah" kata Shikamaru malas. Temari lalu bertanya kepada teman-temannya. 
"Kalian mau kan ajak mereka bareng ke Mall?" 
"Boleh juga. Kami sih tidak ada masalah." kata Ino disertai anggukan Tenten dan Hinata kecuali Sakura. 
Sakura pov 
Kenapa harus ada Sasuke-senpai? Bagaimana kalau salah satu di antara kami mengalami sesak tiba-tiba dan berciuman di muka umum,? pastinya teman-teman akan tau rahasia kami. Gawat... 
End Sakura pov 
Normal Pov 
Mereka semua pun berangkat menuju Mall Konoha, tanpa memperdulikan ekspresi takut Sakura. Yang perempuan naik mobil Temari, sedangkan laki-laki naik mobil BMW hitam Shikamaru, karena sekarang hanya Shikamaru dan Temari yang membawa mobil. 
*** 
30menit perjalanan menuju Mall akhirnya mereka semua sampai di Mall Konoha tanpa memperdulikan wajah cemas Sakura. Mereka turun dari masing-masing mobil yang mereka tumpangi. Temari langsung digandeng Shikamaru dan Ino digandeng Sai, kenapa Sai karena mereka memang sudah pacaran selama setahun, sedangkan Sakura, Sasuke, Hinata, Naruto, Tenten dan juga Neji mengikuti sepasang kekasih itu di belakang. 
"Huuh,,menyebaalkan sekali pasangan di depan kita." gerutu Naruto sambil mencak-mencak gak jelas. 
"Emm... Naru..to-kun, tenanglah." ujar Hinata. 
"Mereka sombong sekali, mengumbar kemesraan di depan kita, aku jadi iri." sahut Naruto. 
"Dasar Baka Dobe, membuat malu saja." sindir Sasuke yang ada di belakang Naruto dan Hinata. 
"Apa kau bilang Teme, aku memalukan?" geram Naruto mendeathglare Sasuke. 
"Hn." sahut Sasuke. 
"Kau-" 
"Te..tenang..lah, Sasuke-sen..pai ha..nya ber...bercanda Naru..to-kun." ucap Hinata menenangkan Naruto. Suasana mulai tenang, karena Naruto sudah tidak berisik kayak tadi. Neji dan Tenten berjalan di samping Sasuke dan Sakura, mereka belum saling mengenal sebelumnya, tapi entah kenapa NejiTen merasa sangat nyaman bila berada di dekat masing-masing. Apakah ini awal kisah cinta mereka? Mungkin. 
*** 
Mereka semua makan di cafe yang ada di Mall Konoha, posisi duduk mereka: Naruto, Hinata, Tenten dan Neji duduk di sofa sebelah kiri meja, Shikamaru, Temari, dan Sakura duduk di sofa yang cukup ditempati tiga orang, Sasuke, Sai dan Ino duduk di sofa sebelah kanan meja, yang Sasuke ada di samping Sakura. Acara makan mereka diselingi canda dan tawa. 
"Seru juga makan rame-rame gini, aku kira para senpai pada galak dan dingin kecuali Sai-kun. Ternyata menyenangkan." ucap Ino ceplas-ceplos. 
"Iya aku kira juga gitu." timpal Tenten. 
"Jadi kalian semua ngira kami galak dan dingin, itu benar kok tapi hanya pada orang-orang yang tidak kami sukai kami bersikap seperti itu" jelas pemuda berambut duren. 
"Ya itu benar." kata Neji. 
"Oh gitu toh. Jadi kalian menyukai kami begitu?" tanya Ino memasang tampang bloon. 
"Gak kayak gitu juga sich. Sudah jangan bahas itu." ujar Sai pada kekasihnya sambil mengelus rambut Ino. 
Sakura dari tadi hanya diam tidak berbicara, sesekali ia melirik Sasuke yang ada di sebelahnya. Sering kali pandangan mata mereka bertemu, Sakura langsung menunduk wajahnya bersemu merah sedangkan Sasuke, ia menyeringai melihat Sakura. Mereka semua sudah selesai makan, tapi masih ngobrol. Tiba-tiba wajah Sasuke pucat dan nafasnya mulai memburu, efek dari kutukan itu bereaksi pada waktu yang tidak tepat. Neji yang melihat keadaan Sasuke langsung bertanya. 
"Sasuke, apa kau sakit? Wajahmu pucat." tanya Neji. 
Yang ditanya sibuk mengatur nafasnya, perhatian teman-temannya pun mengarah ke Sasuke, termasuk Sakura. Sakura yang melihat Sasuke terengah-engah kaget dan bingung apa yang harus ia lakukan. Sasuke memandang Sakura lekat-lekat memberi isyarat-cepat cium aku-, tapi Sakura malah bengong dan sibuk dengan pikirannya.
TBC